05 November 2020

SEJARAH DESA KROWE

SEJARAH DESA KROWE Sejarah desa Krowe diawali dengan ditemukannya pohon Rawe yang menjalar dari Kedung Ngaron sampai ke Tirto (salah satu nama wilayah di desa Krowe). Sekitar pertengahan abad 15 Mbah Tarti atau Nyai Tarti datang untuk babat desa, awalnya hutan yang banyak pepohonan. Menurut buku Sejarah Terbentuknya Nama Desa Sekabupaten Magetan menyatakan bahwa maksud kedatangan Mbah Tarti ke daerah tersebut adalah untuk mencari ketenangan dan kedamaian disaat menjelang usia tuanya. Menurut keyakinan mereka disinilah ketenangan dapat diperoleh dan disinilah mereka akan terhindar dari kemurkaan serta keduniawian. Mbah Tarti beserta pengikutnya mulai membabat hutan dan melelahkan ini berlangsung beberapa bulan, karena memang pepohonan yang ada sulit dirambah dan ditebang. Pada suatu saat mereka menemukan sejenis tanaman yang berbulu tebal dan sangat gatal. Ternyata pohon semacam ini tidak hanya satu dua batang, tetapi berpuluh puluh batang. Batangnya berdaun rimbun, sekujur batangnya penuh bulu-bulu yang halus, padat dan gatal. Pohon ini disebut pohon rawe. Pohon-pohon ini harus dibabat karena tanahnya termasuk daerah yang dijadikan pemukiman. Oleh karena itu meski bagaimanapun akibatnya, para pekerja termasuk mbah Tarti menebang pohon rawe yang lebat itu. Tidak urung, bulu pohon yang mudah lepas dan mudah menempel dibenda lain serta mudah berhamburan itu, mengenai seluruh tubuh para pekerja. Termasuk Warok juga kena rawe. Karena bulu itu sangat gatal, maka mereka semua menjadi kegatalan seluruh tubuhnya. Mereka jadi bingung dan sibuk membersihkan bulu-bulu (Jw. Gelugut) gatal ditubuhnya. Tetapi sangat sulit bulu-bulu itu dihilangkan. Sehingga hampir sehari penuh mereka tidak babat hutan. Mereka semua menjadi jengkel dan marah-marah. Karena peristiwa yang menjengkelkan seluruh pekerja ini maka oleh mbah Tarti tempat itu dinamai Kerawe, dan selanjutnya Kerawe dijadikan nama desa yaitu Desa Kerawe. Dalam perkembangannya nama desa Kerawe, berubah menjadi desa Krowe. Mbah Tarti atau Nyai Tarti merupakan kerabat dari Bathoro Katong yang merupakan pendiri Kabupaten Ponorogo sekaligus adipati pertama. Mbah Tarti masih mempunyai darah dari Kerajaan Majapahit. Menurut salah satu sumber tentang sejarah desa Krowe dikatakan bahwa Mbah Tarti merupakan kakak Bathoro Katong, namun menurut hasil wawancara dikatakan bahwa Mbah Tarti merupakan kerabat masih ada darah bangsawan Majapahit. Menurut beberapa sumber dikatakan juga bahwa Bathoro Kathong tidak mempunyai kakak yang bernama Nyai Tarti yang menikah dengan rakyat biasa yang bernama Sutowijoyo atau biasa dikenal dengan sebutan Eyang Sutowijoyo. Kakak Perempuan Bathoro Kathong bernama Retno Pembayu atau Putri Pembayu. Putri Pembayu menikah dengan Pangeran Andayaningrat. Sehingga bisa dikatakan bahwa Mbah Tarti bukanlah kakak kandung dari Bathoro Katong, namun masih kerabat. Makam Mbah Tarti saat berada di Kedung Ngaron desa Krowe. Desa Kerawe pada awalnya hanya terdiri dari satu dusun saja yaitu Kerawe, namun pada tahun 1942 terjadilah pemekaran wilayah menjadi 6 dusun, yaitu : Dusun Krowe Dusun Kajar Dusun Kedungrejo Dusun Playangan Dusun Plosorejo Dusun Mbondot Desa Krowe memiliki luas 777.5 km2 dengan jumlah penduduk 6795 jiwa. Batas desa Krowe sebelah utara yaitu desa Giripurno batasnya ditandai dengan gapura, selatan berbatasan dengan desa Tapen ditandai dengan sungai, timur berbatasan dengan desa Tladan ditandai dengan bukit, barat berbatasan dengan desa Pragak ditandai dengan gapura. Terjadinya pemekaran desa tahun 1942 karena luas wilayah desa Krowe yang tidak memumpuni bila hanya dicakup satu dusun saja, sehingga dibagi menjadi 6 dusun agar ketika ada bantuan bisa menyeluruh ke masyarakat, baik yang di wilayah Krowe bagian depan dan di wilayah Krowe bagian dalam/pelosok. Setiap dusun ada salah satu yang bertanggung jawab yaitu Kamituo, tugas dari Kamituo yaitu mendata masyarakat yang kurang mampu agar mendapat bantuan, selain itu juga bertanggung jawab menarik pajak bumi dan bangunann (PBB). Berikut daftar Kepala Desa Krowe sejak berdirinya Desa Krowe : No Nama Kepala Desa Masa Jabatan 1. Nyai Tarti - 2. Den Bei - 3. Palang - 4. Kromo Tani - 5. Kromo Redjo - 6. Kromo Reso - 7. Sono Redjo Karmin - 8. Kadir - 9. Kromo Reso - 10. Warso Dihardjo 1942-1945 11. Mardjani 1945-1948 12. Syamsi 1948-1989 13. Ahmad Husein 1998-1998 14. Djuwari 1998-2006 15. Djuwari 2006-2013 16. Sudjak, S.Ag 2013-2019 17 Sarbini 2019-Sekarang   Disusun oleh, Ayu Novitasari, Mahasiswa Universitas Jember, Jurusan Ilmu Sejarah, semester 5 (lima)
SARBINI (KEPALA DESA)    BAGUS NUGROHO (KASI PELAYANAN)    YULIATIN (KAUR TATA USAHA DAN UMUM)    WURI LESTARI (KAUR KEUANGAN)    SAMURI (KASI KESEJAHTERAAN)    LILIS AGUSTIN (KASI PEMERINTAHAN)    SAMIRAN (KEPALA DUSUN KAJAR)    SARIFAHUDIN (KEPALA DUSUN KROWE)    MAKSUM (KEPALA DUSUN KEDUNGREJO)    SRIYATUN (KEPALA DUSUN PLAYANGAN)    BIBIT (KEPALA DUSUN PLOSOREJO)    MARJUKI (KEPALA DUSUN BONDOT)    JIMUN (STAF KAUR PERENCANAAN)    WARSITO (STAF KASI PEMERINTAHAN)    MARSONO (SEKRETARIS DESA)    MUKHYAR TASMANTO (KASI PERENCANAAN)    PUJIANTO (KARYAWAN DESA (MODIN))